Sabtu, 11 September 2010

KYOTO is a Splendid Historical City in Japan.......

KYOTO (京都市) adalah sebuah kota yang terletak di Pulau Honshu. Kyoto juga merupakan daerah bagian metropolitan Osaka-Kobe-Kyoto.  

Kyoto juga merupakan salah satu kota yang unik, tetap mempertahankan tradisi dan budayanya. Jika kita berkunjung ke Kyoto, jarang kita menemukan plakat ataupun tulisan berbahasa Inggris, semuanya berbahasa/huruf KANJI.  

Jika anda kebetulan berdomisili di Tokyo, untuk menuju Kyoto bisa menggunakan kereta super cepat atau shinkansen, tetapi jika ingin lebih berhemat, anda bisa menggunakan JR bus. Ada 2 macam keberangkatan, pagi dan malam. Untuk pagi hari, harga tiketnya sedikit lebih mahal daripada keberangkatan malam hari. Dari Tokyo ke Kyoto untuk keberangkatan pagi hari sekitar 6000 yen, tetapi untuk keberangkatan malam hari sekitar 5000 yen. Jadi lebih hemat 1000 yen.

Banyak sekali tempat yang bisa anda kunjungi di KYOTO. Sepertinya anda memerlukan waktu sekitar 3 sampai 5 hari untuk bisa menjelajahi seluruh Kota Kyoto.

Tempat wisata yang paling banyak di Kyoto adalah berupa temple, shrine, taman (garden) ataupun museum. Seperti: Nijo Castle, Ryoan-ji (Rock Garden), Fushimi Inari Taisha (Shrine), Rokuon-ji (Kinkaku-ji, Golden Paviliun), Jisho-ji (Ginkaku-ji, Silver Paviliun), Kiyomizu-dera (Temple), Togetsu-kyo (Bridge), Nonomiya-jinja (Shrine), The Costume Museum, Kyoto Municipal Museum of Art, Kyoto National Museum, Kodai-ji (Temple), Kennin-ji (Temple), Tenryu-ji (Temple), Chion-in (Temple), Seiryo-ji (Temple), Kyoto Tower, To-ji (Temple), Nishi Hongan-ji (Temple), Kyoto Station Building, Higashi Hongan-ji (Temple), Shosei-en (Garden), Heian-jingu (Shrine), Yasaka-jinja (Shrine), dan Kyoto Gyoen (Kyoto Imperial Palace).




Disini terdapat temple yang sangat terkenal yaitu KIYOMIZU Temple. Anda bisa menikmati pemandangan yang sangat indah dari atas temple ini.











Ini adalah salah satu pemandangan dari Kiyomizu Temple (*perhatikan foto di sebelah kanan).

Disini anda juga bisa menemukan LOVE STONE, yang merupakan lambang cinta.

Sebuah batu yang ditata secara vertikal lurus satu sama lain. Jika anda ingin mencobanya, anda harus menutup mata anda dan berjalan dari satu batu menuju ke batu di seberangnya. Jika anda bisa sampai ke tujuan akhir batu, maka bisa dipastikan anda akan menemukan pasangan sejati anda atau anda bisa bersama dengan pasangan sejati anda. 



Sebaliknya, jika anda akhirnya jauh melenceng menjauhi batu maka itu berarti anda tidak akan menemukan pasangan sejati anda atau tidak akan bersama-sama dengan pasangan sejati anda.

Tertarik ????

Anda boleh percaya boleh tidak :D.... (*perhatikan foto di sebelah kiri, itu adalah LOVE STONE)...







Desain daripada Kyoto station pun tak kalah indahnya dan merupakan pusat dari transportasi di seluruh Kota Kyoto.

Stasiun ini merupakan stasiun kereta api terbesar kedua di Jepang, dengan dilengkapi pusat perbelanjaan (yang paling besar adalah ISETAN) , hotel, bioskop, dan beberapa bagian dari kantor pemerintahan lokal, semuanya terletak di satu atap dalam bangunan setinggi 15 lantai. Stasiun ini dihubungkan dengan Shinkansen dan beberapa jalur lokal serta kereta bawah tanah (*perhatikan foto di sebelah kanan).

Kyoto dapat dicapai dengan kereta Shinkansen, dua jam lebih dari Tokyo dan sekitar 15 menit dari Osaka. Jaringan kereta JR, Keihan, Hankyu, dan Kintetsu menghubungan Kyoto dengan kota-kota lain di daerah Kansai. Kereta ekspress JR Haruka menghubungkan Bandar Udara Internasional Kansai dengan Stasiun JR Kyoto.

Untuk transportasi dalam kota, bus lebih banyak digunakan karena jaringannya yang luas dan menjangkau hampir seluruh kota, meski ada juga beberapa jalur kereta api dan kereta bawah tanah. Terminal bus terletak di depan Stasiun kereta api Kyoto, dan hampir semua bus dalam kota berangkat dari terminal ini. 

Sebagian besar bus menggunakan sistem satu tarif untuk seluruh tujuan, meski beberapa bus dengan jarak tempuh cukup jauh tidak menerapkannya. Di samping itu, ada juga tiket bebas satu hari untuk bus di dalam kota.

Aspek paling penting pada perekonomian Kyoto adalah pariwisata. Peninggalan kebudayaan yang terletak di kota ini merupakan tujuan wisata favorit bagi rombongan pelajar dari seluruh Jepang, selain banyak turis dari luar Jepang. Pada tahun 2007, pemerintah kota mengumumkan jumlah pelancong yang mengunjungi Kyoto, yang selalu mencetak rekor baru untuk 6 tahun berturut turut. Selain itu, kota ini juga terpilih sebagai kota terindah kedua di Jepang menurut survey lokal. 

Perindustrian di kota ini sebagian besar ditopang oleh industri kecil, yang kebanyakan merupakan pengrajin benda-benda tradisional.  

Kimono  merupakan salah satu  yang terkenal dan Kyoto saat ini merupakan produsen utama kimono. 

Bisnis benda-benda tradisional seperti ini terus menurun pada beberapa tahun terakhir, seiring dengan menurunnya minat akan benda-benda tradisional.

Industri besar yang ada di Kyoto hanyalah elektronik.

Kota ini merupakan pusat dari beberapa produsen elektronik raksasa seperti Nintendo, OMRON, Kyocera, dan Murata Machinery. Perusahaan apparel ternama Wacoal juga beroperasi di Kyoto. Namun demikian, pertumbuhan industri besar tidak seiring dengan penurunan dari industri kecil, sehingga hasil perindustrian Kyoto mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kota lainnya di Jepang.
Dari segi kebudayaan, Kyoto merupakan kota yang masih mempertahankan sisi-sisi kebudayaan tradisionalnya.

Meskipun mengalami banyak perang, kebakaran, dan gempa bumi pada saat menjadi ibu kota di abad ke-11, Kyoto selamat dari pemboman pada perang dunia II. Memiliki sekitar 2000 kuil Shinto dan Budha, ditambah lagi dengan istana, taman, dan peninggalan arsitektur lainnya, Kyoto dikenal sebagai salah satu kota paling terjaga budayanya di Jepang. 

Beberapa kuil di Kyoto yang terkenal di seluruh Jepang antara lain Kiyomizu-dera, Kinkaku-ji, Ginkaku-ji, dan Ryoan-ji. Heian-Jingu, sebuah kuil Shinto, didirikan pada tahun 1895 untuk merayakan keluarga kerajaan yang untuk pertama dan terakhir kalinya tinggal di Kyoto.

Warisan sejarah Kyoto kuno merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang ditetapkan UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia. Yang termasuk di dalamnya antara lain Kuil Kamo (Kami dan Shimo), Kyō-ō-Gokokuji (Tō-ji), Kiyomizu-dera, Daigo-ji, Ninna-ji, Saihō-ji (Kokedera), Tenryū-ji, Rokuon-ji (Kinkaku-ji), Jishō-ji (Ginkaku-ji), Ryōan-ji, Hongan-ji, Kōzan-ji dan Istana Nijo, yang dibangun di masa Keshogunan Tokunaga. Beberapa tempat yang berada di luar Kyoto juga dimasukkan dalam daftar.
Museum Manga Internasional Kyoto juga berada di kota ini.

Sejarah Kyoto dimulai sejak Kaisar Kammu (kaisar Jepang ke-50) memindahkan ibu kota dari Nagaoka-kyō ke Heian-kyō, akibat Fujiwara Tanetsugu yang menjadi penanggung jawab pembangunan Nagaoka-kyō tewas dibunuh. 

Ada penjelasan yang mengatakan ibu kota harus dipindahkan ke Kyoto untuk mengatasi pengaruh agama Buddha di Nara yang kekuatannya terpusat di sejumlah kuil-kuil yang disebut Nanto-jiin(南都寺院). Penjelasan lain mengatakan ibu kota perlu dipindahkan dari ibu kota kekaisaran milik garis keturunan Kaisar Temmu ke ibu kota baru untuk kaisar dari garis keturunan Kaisar Tenji.

Heian-kyō dibangun dengan mematuhi prinsip feng shui. Kyoto dikelilingi gunung-gunung di empat penjuru angin. Di sebelah timur terdapat Sungai Kamo, di sebelah barat terdapat 

Sungai Katsura yang alirannya meliuk-liuk ke sebelah selatan. Istana didirikan di tengah kota dan wilayah kota dibagi ke dalam blok-blok berbentuk persegi empat meniru model ibu kota istana di Tiongkok. Di tengah-tengah kota terdapat jalan raya utara-selatan bernama Suzaku-Ōji yang sekarang menjadi Jalan Senbon-dōri. Gunung Funaoka menjulang di sebelah utara. Ekonomi Heian-kyō berkembang dengan pesat karena sistem politik Ritsuryō-sei yang sudah tidak dipraktekkan lagi. Pusat kota berada di sekitar sungai Kamo dan Daidairi-Gosho.

Pada zaman Kamakura, peran Kyoto sebagai kota pemerintahan mulai pudar karena pusat kekuasaan politik pindah ke Kamakura, namun peran Kyoto sebagai pusat perekonomian semakin kuat.

Perang Jōkyu yang dimenangkan Keshogunan Kamakura membuka kesempatan bagi pemerintah Keshogunan Kamakura untuk membangun kantor pemelihara keamanan yang disebut Rokuhara Tandai di Kyoto. Kantor tersebut antara lain digunakan untuk memata-matai kegiatan kaum bangsawan istana. Pada akhir zaman Kamakura, Rokuhara Tandai dihancurkan oleh Ashikaga Takauji. Setelah kejatuhan pemerintah Keshogunan Kamakura, Kaisar Go-Daigo memulihkan kekuasaan ke tangan kaisar (Restorasi Kemmu). 

Sistem pemerintahan yang baru ternyata mengundang ketidakpuasan di kalangan samurai. Akibatnya, Ashikaga Takauji berontak melawan kaisar dan mendirikan pemerintahan Istana Utara. Peristiwa ini menandai dimulainya zaman Namboku-chō.

Pada zaman Muromachi, Keshogunan Muromachi kembali menetapkan Kyoto sebagai ibu kota pemerintahan. Pada saat yang bersamaan, Kyoto mencatat pertumbuhan ekonomi yang pesat. Pada zaman ini lahir tradisi pemerintahan kota oleh warga kota yang dipimpin pengusaha sukses yang berpengaruh.
Shogun Ashikaga Yoshimitsu mendirikan rumah kediaman mewah yang bernama Hana-no-Gosho di wilayah Kitakoji, Muromachi (sekarang di distrik Kamigyō). Hana-no-Gosho yang menjadi tempat tinggal keluarga Ashikaga Yoshimitsu habis terbakar di masa Perang Ōnin (1467-1477). Shogun Ashikaga Yoshimitsu tinggal di Kitakoji Muromachi, sehingga dikenal sebagai Muromachi-dono (Tuanku Muromachi).

Di masa Perang Ōnin yang mengawali zaman Sengoku, sebagian besar kota Kyoto sudah habis terbakar.Keadaan kota Kyoto menjadi lebih terpuruk setelah berulang kali dilanda peperangan. Sepanjang zaman Sengoku, Kyoto dijadikan kota benteng. Wilayah Kamigyō dan Shimogyō dipisahkan parit pertahanan yang disebut O-kamai (御構). 

Parit yang mengelilingi masing-masing wilayah digali untuk memisahkan wilayah Kamigyō yang dikuasai Pasukan Timur (Higashi-gun) dan wilayah Shimogyō yang dikuasai Pasukan Barat (Nishi-jin). Selain itu, Kamigyō dan Shimogyō juga dipisahkan oleh ladang-ladang. Jalan yang menghubungkan Kamigyō dan Shimogyō disebut Jalan Muromachi-dōri.

Kyoto bangkit di bawah perlindungan Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi dan warga kota yang berpengaruh. Ibu kota kembali dibangun dalam skala besar di bawah pimpinan Toyotomi Hideyoshi. Hideyoshi membangun rumah kediaman resmi yang disebut Jurakudai dan kompleks kediaman samurai

Selain itu, Hideyoshi mengumpulkan kuil-kuil agama Buddha yang tersebar di banyak tempat di dalam satu kawasan khusus, memperbaiki istana kaisar, dan kawasan kediaman para bangsawan. Tata kota yang terencana rapi masih bisa dilihat hingga sekarang di Kyoto.

Peran Kyoto sebagai "ibu kota" tidak berubah walaupun di abad ke-17, ibu kota pemerintahan dipindahkan ke Edo. Kyoto semakin makmur sebagai kota perdagangan, menempati urutan ketiga setelah Edo dan Osaka, dan jumlah penduduk bertambah mencapai setengah juta orang.

Prefektur Kyoto didirikan setelah Restorasi Meiji. Selanjutnya Kyoto dibagi menjadi dua distrik, distrik Kamigyō dan distrik Shimogyō. 

Pada tahun 1889, kota Kyoto didirikan sebagai penggabungan distrik Kamigyō dan distrik Shimogyō, sedangkan pemerintah kota berada di bawah yurisdiksi Prefektur Kyoto. 

Sekarang, Kyoto menjadi semakin luas dengan penggabungan beberapa kota dan desa di sekitarnya. Kota lama Kyoto yang terkenal sejak sebelum zaman Edo bisa dikatakan hanya menempati sebagian saja daerah dalam kota Kyoto.

Tertarik untuk mengunjungi KYOTO ??????
Silahkan berwisata ya.... Jangan lupa untuk selalu melihat website berikut ini selama anda melakukan perjalanan di negeri sakura : http://www.jorudan.co.jp/english/


*Salam sejuk dari negeri sakura.....


by: imma.w.a.
721-8 Kami-okubo, Sakura-ku
Saitama-shi, Japan

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Wah nice info, lebih lengkap tulisannya dibanding saia yang tinggal di Kyoto :D

Salam kenal mbak :)

imma.ub.saitama mengatakan...

Arigatou ne mas Ery... salam kenal juga... douzo yoroshiku ne.. ^_^...